Tuesday 30 May 2017

Renungan : HATI YANG BERSIH



Allah berfirman :

وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ  يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ  إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih
(QS. 26:87-90)

Ada ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, tapi perlu ber-JIHAD dalam mewujudkannya, dialah :
 “Hati yang Bersih

Sebagian dari mereka ada yang mengatakan
 :
“Setiap kali aku melewati rumah seorang muslim yang megah, aku mendoakannya agar diberkahi”

“Setiapkali kulihat kenikmatan pada seorang muslim, aku mendoakan ‘Ya Allah, jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya’

“Setiap kali kulihat seorang muslim berjalan bersama istrinya, aku berdoa kepada Allah, Semoga Dia menyatukan hati keduanya di atas ketaatan kepada Allah"

“Setiapkali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudoakan dia agar mendapat hidayah"

“Aku selalu berdoa semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, di sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka”

“Setiapkali hendak tidur, aku berdoa ‘Ya Rabb-ku, siapapun dari kaum muslimin yang berbuat zalim kepadaku, sungguh saya telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka"

Itulah hati-hati yang bersih. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu

"Ya Allah, jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini, karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga."

Suatu malam, Al Hasan Al Bashri berdoa :
“Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzalimiku”... dan ia terus memperbanyak doa itu, sehingga ada seseorang yang bertanya kepadanya :
“Wahai Abu Sa'id (Al Hasan Al Bashri), sungguh malam ini aku mendengar engkau berdoa untuk kebaikan orang yang menzalimimu, sehingga saya berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang menzalimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya?”

Beliau menjawab:
Allah berfirman :

 ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ

“Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah”. (QS. 42:40)
(kisah ini ada pada kitab Syarah Shahih Bukhari, karya Ibnu Baththol, 6/575-576)

Hidup ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.

Apapun yang ditakdirkan menjadi milik kita akan mendatangi kita walaupun kita lemah!
Sebaliknya apapun yang tidak ditakdirkan menjadi milik kita, maka kita tidak akan dapat meraihnya, bagaimanapun kuatnya kita!
Segala puji hanya bagi Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya.

Baarakallahu fiikum
Semoga bermanfaat

JANGAN HANYA MENJADI ORANG BAIK JADILAH PENYERU KEBAIKAN



Sekedar jadi orang BAIK pasti bisa BANYAK TEMAN & bagi PENYERU KEBAIKAN malah bisa jadi BANYAK MUSUH nya.

ما الفرق بين الصالح والمصلح ؟

Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih) ?

الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.

Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya,
sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan utk dirinya dan orang lain...

الصالح تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .

Orang Baik dicintai manusia...
Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia..

لماذا !!؟؟
Kok gitu...?!?!

الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه لأنه صالح .

Rasulullah SAW sebelum diutus, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah Orang Baik.

ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.

Namun ketika ALLAH TA'ALA mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya: Tukang Sihir, Pendusta, Gila...

ما السبب؟ لأن المصلح يصطدم بصخرةأهواء من يريد أن يصلح من فسادهم .

Apa sebabnya..?
Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan..

ولذا أوصى لقمان ابنه بالصبر حين حثه على الإصلاح لأنه سيقابل بالعداوة.

Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan...!

يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك

Hai anakku, tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu.

قال أهل الفضل والعلم : مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.

Berkata ahli ilmu:
1 Penyeru Kebaikan lebih dicintai ALLAH TA'ALA daripada ribuan Orang Baik...

لأن المصلح يحمي الله به أمة ،والصالح يكتفي بحماية نفسه.

Karena melalui Penyeru Kebaikan itulah, ALLAH AZZA WA-JALLA jaga umat ini...
Sedang Orang Baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri !

فقد قال الله عزَّ و جلَّ في محكم التنزيل :

Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman :

 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُون َ.

"Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan 1 negeri dengan dzalim, bila penduduknya adalah Penyeru Kebaikan (Muslih).

ولم يقل صالحون

ALLAH TA'ALA tidak berfirman dengan memakai istilah Orang Baik (Sholih).

كونوا مصلحين ولا تكتفوا بأن تكونوا صالحين.

Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN (MUSLIH), jangan merasa puas hanya sebagai ORANG BAIK (SHOLIH)...

بارك الله لناو لكم جميعا.....

Semoga Allah berkahi kita semua. Aamiin.

Semoga bermanfaat.Aamiin.  

Monday 29 May 2017

CARA MUDAH MENCARI HALAMAN PERTAMA SETIAP JUZ DALAM AL-QUR'AN




Diantara keajaiban al-Quran al-karim

Kita ketahui kitab Al-Qur'an cukup tebal. Jika kita sedang membaca Al-Qur'an setiap hari dan perlu mencari Juz tertentu, maka utk membuka lembaran halaman demi halaman akan makan waktu, sedangkan kita maunya cepet ketemu, Juz ke sekian  berada di halaman berapa...

Ini dia cara mudah dan cepat dg formula matematika sederhana untuk mencari halaman Surat dlm Al-Qur'an..!!!

Mari kita coba sama-sama...

Contoh 1:

Jika Anda ingin mengetahui Juz 5 itu berada di halaman berapa?
Caranya :
5-1 = 4;
Hasilnya (4 perlu dikalikan dengan 2 jadi 4 x 2 = 8);
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi; Jadi, juz 5 berada pada halaman 82.

Sekarang lihat pada Al-Qur'an, betulkah Juz 5 itu berada pada halaman 82? Ternyata betul ! Menarik bukan?

Contoh 2:
Jika Anda ingin mengetahui Juz 10 itu berada di halaman berapa?

Caranya :
10-1 = 9,
Hasilnya (9 perlu dikalikan dengan 2 jadi 9 x 2 = 18).
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi. Jadi, juz10 berada pada halaman 182.

Contoh 3:
Jika Anda ingin mengetahui Juz 23 di halaman berapa?

Caranya :
23-1 = 22;
Hasilnya (22 perlu dikalikan dengan 2 jadi 22 x 2 = 44)
Letakkan angka 2 setelah jawaban tsb. Jadi, juz 23 berada pada halaman 442.



silahkan dicoba semoga bermanfaat..

TIPS PUASA "Ibu Hamil dan Ibu Menyusui"



Sekedar sharing buat bumil dan busui ya... yang pengen tetap menjalankan puasa tapi khawatir lemes, bisa dicoba nih bun, jus kurma susu. Saya sudah membuktikan dan sampai sore asi masih deras, baby tidur nyenyak, emaknya pun nggak lemes... caranya gampang kok😊

1. Siapkan 7 butir kurma buang biji nya (jenis apa aja, yg ajwa lebih bagus)
2. Rendam dalam air selama 7 jam (Bisa dari isya' sampai sahur)
3. Simpan dalam kulkas (suhu ruang pun bisa)
4. Siapkan susu beruang, UHT, pasteurisasi atau susu segar (tdk disarankan SKM atau susu bubuk)
5. Campur air rendaman kurma (nabeez) plus kurma nya dengan susu (saya pakai setengah kaleng susu beruang), bisa ditambah sedikit madu jika suka manis kemudian blender semua bahan sampai tercampur
6. Siap diminum setelah makan sahur (beri sedikit jeda dengan makan sahur ya.. agar tidak terlalu penuh perutnya)

Insyaa Allah nggak lemes,
Hak bayi terpenuhi, kewajiban nggak ditinggalkan.. ibu senang, bayi riang..

Selamat mencoba bunda, sng bermanfaat 👍😊

Sunday 28 May 2017

Rasulullah menangis bahkan pingsan saat Jibril mengungkapkan penghuni neraka yg ke-7



Ketika itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa.

Maka Rasulullah SAW bertanya:

"Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah) ?".

Jawabnya : "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya di kobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya".

Lalu Rasullulah SAW bersabda :

"Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam".

Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka di nyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian di lanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.

Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya.

Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu di gantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.

Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang di sebut dalam Al-Quran itu di letakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke 7.

Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.

Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain".

Dikatakan dalam Hadist Qudsi :

"Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-KU. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-KU itu: mempunyai 7 tingkat.

Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.

Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat".

"Api yang ada sekarang ini, yang di gunakan bani Adam untuk membakar, hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam"
(HR. Bukhari-Muslim).

ALLAH berfirman dalam beberapa ayat berikut .....

"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya".
(QS. Al-Furqan: 11).

"Apabila mereka di lemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah". (QS. Al-Mulk: 7).

Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas).
(QS. Al-Waqi'ah: 41-44).

Nabi Muhammad SAW meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.

"Pintu pertama di namakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang di peruntukkan bagi kaum munafik dan kafir.

Pintu ke 2 di namakan Jahim, yang di peruntukkan bagi kaum musyrikin.

Pintu ke 3 di namakan Saqar, yang di peruntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api.

Pintu ke 4 di namakan Ladha, di peruntukkan bagi iblis dan para pengikutnya.

Pintu ke 5 di namakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), di peruntukkan bagi kaum Yahudi.

Pintu ke 6 di namakan Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), di peruntukkan bagi kaum kafir.

Rasulullah bertanya: "Bagaimana dengan pintu ke 7 ?"

Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah SAW mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, ....

"Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat sebelum meninggal ....."

Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda : "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."

Nabi Muhammad SAW lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk shalat.

Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.

Yuk kita taubat sebelum telat ..... taubatannasuha ya Allah, mohon ampun atas segala dosa. Jangan sampe kita meninggal sebelum bertaubat, naudzubillahi min dzalik .....

Dan banyakin bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar kita mendapatkan syafa'at Beliau di akhirat nanti .....!

"Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa Hamiidum Majid"

Kategori & Hukum Hafalan Al-Qur’an yang Hilang



Menurut banyak orang menghafal Al-Qur’an itu mudah, akan tetapi menjaganya agar tetap hafal itulah yang sangat sulit. Ukuran orang hafal itu sampai ia bisa membaca Al-Qur’an diluar kepala tanpa melihat mushaf. Namun, sebaiknya kita tidak menggunakan standard seperti itu karena standar tersebut sangat tinggi. Sungguh sangat berat jikalau semua yang sudah kita hafal standarnya harus bisa dibaca semua diluar kepala tanpa melihat mushaf. Dalam menjaga hafalan Al-Qur’an, sejatinya adalah dengan selalu membacanya dan berusaha menghafalkannya sampai lancar diluar kepala dan kewajiban menjaga hafalan ini berlangsung sampai seumur hidup. Kenapa hilangnya hafalan itu diharamkan dan termasuk dosa besar? Itu karena sebab kecerobohan, bermalas-malasan dan meremehkan Al-Qur’an. Jadi selama tidak ada unsur tersebut, maka tidak mengapa. Terus bagaimana batasan hafalan Al-Qur’an itu dianggap hilang?. Lalu apa kewajibannya jikalau hafalan tersebut hilang?. Dan apa akibatnya apabila sengaja melupakan hafalan Al-Qur’an sebab ceroboh dan bermalas-malasan?. Mari kita ulas satu persatu.

Batasan haramnya hafalan Al-Qur’an seseorang dianggap hilang atau lupa, dalam hal ini ada beberapa pendapat dari para ulama’.

Kalangan Syafi’iyyah : Hafalan Al-Qur’an dianggap hilang yaitu sekiranya tidak ingat lagi ayat yang sudah pernah hafal diluar kepala sehingga membutuhkan waktu untuk menghafalkannya lagi secara berulang-ulang. Hafalan yang dulunya lancar menjadi tidak lancar dan ia butuh waktu untuk menghafalnya kembali. Hal ini hukumnya haram menurut kalangan Syafi’iyyah.

Kalangan Hanafiyyah : Menurut Imam Abu Yusuf dari kalangan madzhab Hanafi menyatakan bahwa batasan lupa terhadap Al-Qur’an yang diharamkan adalah sekiranya orang tersebut tidak mampu lagi membacanya dengan mushaf (melihat mushaf). Menurut madzhab Hanafi ini, batasan lupa atau hilangnya hafalan yang diharamkan itu ketika ada orang yang dulunya ia hafal Al-Qur’an dan karena kecerobohannya hingga ia tidak sanggup lagi membaca Al-Qur’an walau dengan melihat mushaf.

Dalilnya Kitab Fatawi Al-Fiqhiyyah Al-Kubra juz 1 halaman 37.

وقد علم مما قررته أن المدار فى النسيان إنما هو على الإزالة عن القوة الحافظة بحيث صار لا يحفظه عن ظهر قلب كالصفة التي كان يحفظه عليها قبل ونسيان الكتابة لا شيئ فيه ولو نسيه عن الحفظ الذى كان عنده ولكنه يمكنه أن يقرأه فى المصحف لم يمنع ذلك عنه إثم النسيان لأنا متعبدون بحفظه عن ظهر قلب ومن ثم صرح الأئمة بأن حفظه كذلك فرض كفاية على الأمة وأكثر الصحابة كانوا لا يكتبون وإنما يحفظونه عن ظهر قلب وأجاب بعضهم عن الحديث الثاني بأن نسيان مثل الأية أو الآيتين لا عن قصد لا يخلو منه إلا النادر وإنما المراد نسيان ينسب فيه إلى تقصير وهذا غفلة عما قررته من الفرق بين النسيان والإسقاط. فالنسيان بالمعنى الذي ذكرته حرام بل كبيرة ولو لآية منه كما صرحوا به بل ولو لحرف كما جزمت به فى شرح الإرشاد وغيره. لأنه متى وصل به النسيان ولو للحرف إلى أن صار يحتاج فى تذكره إلى عمل وتكرير فهو مقصر آثم . ومتى لم يصل إلى ذلك بل يتذكره بأدنى تذكير فليس بمقصر. وهذا هو الذي قل من يخلو عنه من حفاظ القرآن فسومح به وما قدمته من حرمة النسيان وإن أمكن معه القراءة من المصحف نقله بعضهم عن جماعة من محققي العلماء وهو ظاهر جلي. والله أعلم بالصواب.

“Dan keputusan saya yang sudah diketahui, bahwasannya permasalahan lupa disini yaitu hilangnya kekuatan hafalan yang dulu pernah hafal diluar kepala. Lupa tulisan (mushaf) bukan termasuk kategori lupa. Jika ada seseorang yang hilang hafalannya akan tetapi dia masih memungkinkan dengan membaca mushaf. Hal tersebut tidak mencegah ia terhindar dari dosanya hafalan yang hilang (lupa) karena kategori (seorang hafidz) dianggap ibadah disini adalah dengan hafalan Al-Qur’an diluar kepala. Para imam (ulama) menjelaskan bahwasannya menghafal Al-Qur’an itu hukumnya fardhu kifayah untuk semua umat. Kebanyakan sahabat (dulu) tidak menulis Al-Qur’an, akan tetapi mereka menghafalnya diluar kepala. Sebagian ulama menjawab masalah hadits kedua, bahwasannya lupa satu ayat atau dua ayat dengan disengaja itu termasuk hal yang langka. Yang dimaksud hafalan hilang (lupa) itu dikaitkan pada kecerobohannya dan ini termasuk kelalaian yang saya maksudkan serta menjadi pembeda antara lupa (karena lalai) dan gugur. Adapun yang dimaksud hafalan lupa adalah hafalan yang pernah dihafal itu hukumnya bukan lagi haram akan tetapi dosa besar walaupun lupa satu ayat atau satu huruf sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab Al-Irsyad dan lainnya. Yang mana hafalan itu membutuhkan waktu untuk menghafalkannya lagi secara berulang-ulang, maka lupanya itu termasuk lupa yang ceroboh dan mendapatkan dosa apabila tidak dihafalkan kembali. Namun apabila masih ada usaha untuk menghafalkannya kembali maka hal tersebut bukan termasuk lalai. Sedikit sekali para penghafal Al-Qur’an yang lalai dari hilangnya hafalan. Meski lupa ia masih memungkinkan untuk membaca dengan menggunakan mushaf. Sebagaimana yang telah dinukil dari sebagian golongan ulama. Dan hal tersebut sudah sangat jelas. Wallahu A’lam bish Showab".

Kitab Mathalib Ulin Nuha juz 3 halaman 266.

(وحرم) تأخير الختم فوق أربعين (إن خاف نسيانه قال) الإمام (أحمد ما أشد ما جاء فيمن حفظه ثم نسيه قال أبو يوسف يعقوب) صاحب الإمام أبي حنيفة ( فى معنى حديث نسيان القرآن المراد بالنسيان أن لا يمكنه القراءة فى المصحف) وهو من أحسن ما قيل في ذلك (ونقل إبن رشد المالكي الإجماع على أن من نسي القرآن لإشتغاله بعلم واجب أو مندوب فهو غير مأثوم).

“(Dan diharamkan bagi penghafal Al-Qur’an) ia harus hatam 30 juz tidak lebih dari 40 hari (apabila ia takut hafalannya lupa. Imam Ahmad berkata: Sangat besar sekali dosanya orang yang pernah menghafal Al-Qur’an kemudian ia melupakannya. Abu Yusuf Ya’qub berkata) beliau penganut Imam Abu Hanifah (yang dimaksud hafalan yang lupa itu sekiranya ia tidak mampu untuk membaca Al-Qur’an dengan menggunakan mushaf) hal ini lebih ringan dari yang telah disebutkan. (Ibnu Rusydi dari Madzhab Maliki menukil Ijma’ ulama bahwa orang yang hafalan Al-Qur’annya lupa karena kesibukannya dengan mempelajari ilmu-ilmu yang wajib atau ilmu-ilmu yang disunnahkan, maka lupanya tidak menyebabkan ia berdosa)”.

Penghafal Al-Qur’an yang sudah baligh lantas ia melupakan Al-Qur’an sebab ceroboh dan bermalas-malasan, maka baginya dosa besar dan wajib hukumnya untuk menghafalkannya kembali jika masih memungkinkan. Imam Ramli pernah berfatwa tentang hal ini dalam kitabnya Fatawi Ar-Ramli juz 6 halaman 251 (Maktabah Syamilah).

(سئل) عمن نسي القرآن هل يجب عليه حفظه أم لا، فإن قلتم بوجوبه فهل تركه كبيرة، وهل يفرق بين البالغ وغيره؟ (فأجاب) بأنه إن نسيه وهو بالغ تهاونا وتكاسلا كان نسيانه كبيرة ويجب عليه حفظه إن تمكن منه للخروج عن المعصية.

"(Imam Ramli ditanya) tentang masalah penghafal Al-Qur’an yang melupakan hafalannya. Apakah wajib baginya untuk menghafalnya kembali atau tidak?. Jika wajib, apakah meninggalkannya (tidak mau menghafalnya kembali) merupakan dosa besar?. Dan apakah ada perbedaan antara yang sudah baligh dan yang selainnya?. (Imam Ramli menjawab) bahwasannya apabila penghafal Al-Qur’an tersebut melupakan hafalannya karena kecerobohannya dan bermalas-malasan, sedangkan ia sudah baligh, maka hal tersebut termasuk dosa besar dan wajib baginya untuk menghafalnya (kembali) jika masih mungkin karena hal tersebut bertujuan untuk keluar (terhindar) dari kemaksiatan (karena melupakan hafalan Al-Qur’an termasuk maksiat)”.

Perlu kita fahami bersama bahwasannya hilangnya hafalan Al-Qur’an itu disebabkan oleh kecerobohan, kelalaian, dosa-dosa dan maksiat yang dilakukan oleh penghafal Al-Qur’an itu sendiri. Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : Abu Ubaid meriwayatkan dari Thariq Ad-Dhahak bin Muzahim secara mauquf.

مَا مِنْ أَحَدٍ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ نَسِيَهُ إِلَّا بِذَنْبٍ أَحْدَثَهُ

"Tidaklah seseorang yang menghafal dan mempelajari Al Qur'an lalu ia melupakannya kecuali karena dosa yang telah ia lakukan."

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
"Tidak ada musibah yang menimpa kalian kecuali disebabkan dosa-dosa yang kalian lakukan." (Asy Syura: 30)

Dan melupakan hafalan Al-Qur’an termasuk musibah yang sangat besar yang menimpa para penghafal Al-Qur’an. Kemudian beliau berkata:

وَنِسْيَانُ الْقُرْآنِ مِنْ أَعْظَمِ الْمَصَائِبِ

"Melupakan Al Qur'an termasuk musibah yang paling besar."
(Fathul Baari, juz 9 halaman 86)
Wallahu A’lam.

Muhammad Abdul Fatah
Penulis Buku "Memorizing Al-Quran, Why Not?!; Pedoman Menghafal Al-Quran untuk Para Pelajar, Santri & Mahasiswa"

BENARKAH KALENDER ISLAM TIDAK SAMPAI 1500 ? PADAHAL SEKARANG SUDAH 1438 H.

 INI KAJIANNYA


Tidak terasa kita hidup dipenghujung Jaman.
Rasul SAW Berkata :
Jaman itu dibagi 5

1. Jaman Nubuwwah
(Jaman kenabian diawali dr Jaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)

2. Jaman Khilafah l
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

3. Jaman Al-mulk kerajaan (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).

4. Jaman Jababiro
(Jaman kebebasan maksiat dimana-mana dan kita hidup di Jaman ini).
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk cakap/dzolim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam banyak ttp bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... -->
Jaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani...
Astaghfirullah.....

5. Jaman Khilafah ll
(Jaman yg mana suasana seperi pada Jaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun.

Pada Jaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro).

Para Ulama hadits memprediksi ttg usia umur ummat Islam :

1. Ibnu Hajar Asqalani
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer diindonesia adalah Fathul Barri Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

2. Imam As-syuyuthi
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

3. Ibnu Hajar Hambali
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1437 H.

Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi bocoran tdk sampai 1500 H.

Kelak diakhir jaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tersisa hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).

Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....

Saudaraku,... tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang.......... .

Mumpung masih ada waktu, mari segera benahi diri, perbaiki kualitas ibadah dan perbanyak amal sholih untuk bekal di akherat nanti....
Wallahu'alam....

Sudah Siapkah...

Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur n barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! n janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia.

Diperkirakan kemarau panjang tersebut akan dimulai tahun 2019 hingga 2022. Cadangan air dunia saat ini hanya tersisa 3% saja.

Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah keluarnya Dajjal telah sangat dekat.
Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari.

Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi.

Diikuti dengan semakin minusnya mata air Zughar. Dan yang paling mencengangkan adalah surutnya air di danau Tiberias di Israel sudah sangat mengkhawatirkan.
Sedemikian, sehingga pemerintah Israel sibuk mencari sumber air lain.

Salah satunya perencanaan penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya ditandai setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama kurun 3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.

Jika di antara kita ada yang pernah berhaji dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, maka insya Allah pernah berjumpa dengan “calon Imam Mahdi” di dekat Ka’bah. Dan hanya orang-orang khusus saja yang mengetahui tanda tandanya. Dan kemunculan Imam Mahdi ini seperti yang pernah di nubuwahkan oleh Rasulullah adalah ditandai wafatnya Raja yang namanya bermakna nama hewan. 
Bisa jadi ia adalah Raja Fahd (Fahd: singa). Setelah itu terjadi perselisihan. Dan naik tahta raja yang banyak dosa, kemudian meninggal, kemudian muncul raja yang baik. (Bisa jadi ia adalah Raja Salman). Wallahu a’lam.
Di masa atau setelah masa pemerintahan Raja Salman inilah terjadinya pembai’atan atas Imam Mahdi. Dari pertanda ayat-ayat qauniyah tersebut, kesimpulannya adalah akhir dari fananya dunia ini sudah demikian dekat.
Marilah kita berbuat baik semaksimal mungkin, dan ajaklah setiap berjumpa sesama muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat.
ALLAHU AKBAR... !!!

Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_*

- Kemunculan Imam Mahdi

- Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Kita boleh kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat.

Kerugian meninggalkn sholat :
Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.

Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)

Nasihat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,

5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"

HUKUM WANITA HAMIL DAN MENYUSUI TIDAK BERPUASA TANPA UDZUR



〰〰⚪〰〰

▶ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al' Utsaimin rahimahullah Ta’ala ditanya,

☎ "Apa hukumnya wanita yang sedang hamil atau menyusui tidak berpuasa tanpa udzur, padahal dia kuat dan bugar, seandainya berpuasa pun tidak ada pengaruhnya (bagi bayi atau janinnya,pen) ?

✳ Maka beliau menjawab:

☑ "Tidak boleh bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan TANPA UDZUR.

👉🏻 Dan apabila keduanya berbuka KARENA UDZUR maka wajib bagi keduanya membayar puasanya (di hari yang lain,pen). Berdasarkan firman Allah Ta’ala

📖 “Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:184)
👉🏻 Keduanya diposisikan seperti orang yang sakit.

🌙 Jika keduanya berbuka karena khawatir terhadap anaknya, maka sebagian ahlul ilmi berpendapat, “selain membayar puasa juga harus memberi makan satu orang miskin setiap hari berupa gandum, beras, kurma, atau bahan makanan pokok penduduk setempat.”

✅ Tetapi ulama yang lainnya menyatakan, “tidak ada atas keduanya selain mengqadha’ saja. Karena kewajiban memberi makan (orang miskin) tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dan asalnya seseorang itu bebas dari beban tanggungan hingga ada dalil yang membebaninya. Ini merupakan madzhab Abu Hanifah rahimahullah, dan ini (pendapat) yang kuat.


🌏 Sumber: Majmu' Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin (19/161-162)
📖 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf

Masih Berani Tidur Setelah Sahur/Shubuh? Baca ini!





Di bulan puasa, habis sahur memang ngantuk karena perut terisi, tapi jangan langsung tidur, sebaab:
Ketika tidur semua organ dalam tubuh akan melambat metabolisme nya, seperti usus dan lambung akan lambat dalam mencerna makanan, akibatnya makanan tidak tercerna dengan sempurna, makanan yg tidak tercerna dgn sempurna akan di "makan" oleh bakteri buruk.



Jumlah bakteri buruk di lambung & usus menjadi dominan, dimana sifat bakteri ini:


anaerob (miskin oksigen), hasil metabolisme bakteri bersifat asam,
Bakteri akan menghasilkan zat asam nitrit yang bersifat SANGAT ASAM,
Asam nitrit akan meningkatkan derajat keasaman tubuh,
Derajat keasaman tubuh meningkat drastis akan membebani sistem metabolisme tubuh,
Asam nitrit SANGAT, SANGAT, dan SANGAT beracun untuk liver anda!
Liver akan bekerja keras melawan racun,
Sel darah putih akan gencar diproduksi untuk melawan bakteri jahat tadi....
Tubuh akan bekerja keras hanya utk menghilangkan racun,
Terjadi penumpukan gas racun amonia dalam tubuh anda akibat makanan yang tidak tercerna menjadi busuk dalam usus & lambung anda,

Semua itu terjadi hanya karena .....anda langsung tidur setelah sahur....

Kesimpulan:

Tidur setelah sahur akan berkontra-indikasi terhadap salah satu tujuan puasa: yaitu ingin sehat,
Tidur setelah sahur merusak liver,
Membuat keberadaan bakteri jahat dalam tubuh jadi dominan,
Menambah derajat PH keasaman tubuh, INGAT, jika PH tubuh anda <4 maka SEL KANKER AKAN MULAI TUMBUH,
Keadaan tubuh menjadi an-aerob (miskin oksigen), SEL KANKER AKAN TUMBUH PESAT PADA SEL TUBUH YANG PALING ANAEROB,
Ingat bahwa ! Rasulullah SAW tidak pernah tidur setelah sahur dan setelah sholat shubuh,
Mari kita usahakan lawan kantuk dengan langsung berwudhu dan sholat shubuh dilanjut bertadarus, membaca buku, dan atau berolah raga.

Ajian Jaran Goyang (Sihir Al-Jalbu wa At-Tahyiiju)



Bismillah..

Baru beberapa waktu lalu tersiar kabar seorang lelaki menyamar sebagai thalibul 'ilmi yang menggunakan sihir dalam memikat akhawat dan menikahi mereka tanpa wali yang kemudian mereka disia-siakan begitu saja...

Subhanallah dengan sihirnya banyak korban berjatuhan dari kalangan muslimah yang sangat menjaga kehormatan mereka... wallahul musta'an...

Qadarullah tadi pagi kami kedatangan tamu dari Cirebon yang juga menjadi korban pelet orang tak bertanggung jawab..

Bedanya muslimah ini sudah bersuami dan sudah berumur, bukan akhawat yang masih gadis dan muda belia...
PELAKU nya pun bukan seseorang yang menyamar sebagai thalib, melainkan seorang supir angkutan umum dari arah Cirebon-Indramayu yang telah menjadi langganannya...

Awal mula kejadiannya ibu tersebut diberi air mineral yang sudah dibuka segelnya oleh si supir...

Setelah meminumnya, jantung tiba-tiba berdebar sangat kencang, sesampainya di rumah ibu itu mual-mual, sulit untuk tidur, kepala pusing luar biasa, dan selalu terbayang wajah supir angkot tsb..

Tidak hanya itu, dadanya panas dan bagian intimnya terasa "nggeremet" seperti kesemutan hebat disertai rasa panas yang mengharuskan beliau bertemu dengan penyihir laknat tersebut.

Hingga sekarang yang dikeluhkan adalah kepala sakit, perut dan dada panas, dan masalah di kewanitaan yang tak kunjung sembuh...

Berbagai tenaga medis telah angkat tangan karena tidak bisa terdeteksi sama sekali..

Akhirnya beliau disarankan untuk diruqyah...

Saat datang ke rumah kami tadi pagi, langsung kami arahkan pengobatan pada sekitaran perut dan kepala...

Kami tunjuk area rahim dengan membaca doa-doa ruqyah yang disunnahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam..
Dan tak berselang lama beliau pun tersungkur jatuh ke lantai...

Selanjutnya kami melihat beberapa ciri yang menandakan adanya pelet asmara warisan jawa kuno...

Saya curiga bahwa ajian yang digunakan adalah ajian jaran goyang yang menjadikan korbannya tak bisa mengendalikan diri seperti orang gila, cirinya kepala dan tulang belakang bergoyang-goyang layaknya kuda-kudaan dan ada ciri lain yang terlihat saat diruqyah..

Biasanya mereka menggunakan elemen air (مائي) atau api (ناري) untuk melancarkan sihirnya, walau sering juga menggunakan kemampuan pengarahan jiwa kepada korbannya..

Bunyi ajian jaran goyang adalah sebagai berikut :

"Niyat ingsun amatek ajiku sijaran goyang. Tak goyang ing tengah latar, cemetiku sodo lanang Upet upet ku lewe benang...
Tak sabetake gunung jugrug watu gempur Tak sabetake segoro asat Tak sabetake ombak gedhe sirep Tak sabetake atine si ....
Pet sidho edan ora edan sidho gendeng ora gendeng Ora mari mari yen ora ingsun sing nambani"..

Kami meruqyahnya dengan membacakan ayat-ayat berikut :

1.QS.Al-Hasyr ayat 21-24 sebagai perlawanan dan penghancuran atas mantra jaran goyang yang katanya bisa menghancurkan gunung...

2.QS.Ibrahim ayat 42-48 untuk mengobati hati yang hampa karena sihir dan mata yang terbalik untuk merindukan penyihir, di ayat 46 dan 47 diulangi berkali-kali untuk memperingatkan bahwa makar sihir tersebut amat sangat besar hingga gunung-gunung bisa lenyap karenanya (begitu juga karena kalimat kesombongan mereka yang katanya bisa membuat gunung hancur karena mantra mereka, samudra surut, ombak besar langsung terhenti)... hayati dalam hati lalu bagaimana jika Allah mengganti bumi ini dengan bumi yg lain ? Tentu semua yang mereka baca tak lagi berguna... karena bumi lain yang Allah ganti di hari itu adalah bumi yg datar tanpa ada tempat bernaung padanya... bumi yang gersang yang matahari didekatkan hingga sampai satu jengkal saja...

3.QS.Al-Baqoroh 102 dimana ayat ini adalah sebuah peringatan tentang besarnya dosa sihir.. dan sihir itu tidak akan bisa berfungai kecuali Allah yang mengizinkan.. tidaklah sihir dipelajari kecuali akan membawakan bahaya bagi orang yg mempelajarinya, dan tidaklah bacaan yang dibacakan mereka kecuali apa yang diajarkan para setan.. sedangkan apa yang dibaca kita adalah kalamnya Allah Ta'ala, Tuhan pemelihara alam raya ini...

Karena jin tetap membandel maka kami menggunakan metode tas'ith, yakni dengan memasukkan ramuan herbal ke dalam hidungnya..

Jin marah-marah dan mengancam berkali-kali agar kita berhenti meruqyahnya... walhamdulillah hujan turun lebat, maka kami tak sia-siakan kesempatan ini untuk mensinergikannya dengan ruqyah...

Di bawah tetesan hujan jin bereaksi loncat-loncat... sambil terus kami bacakan alAnfal ayat 11...

Terakhir kami berikan ibu itu Ajwa Sidr Gasimy dan Sehat Saraf sebagai wujud ikhtiyar yang maksimal dan wujud ketawakkalan yang insya Allah disempurnakan...

Alhamdulillah pusing di kepala ibu sudah hilang, pinggang dan perut yg slama ini terasa terikat pun sudah mulai membaik... beliau curhat bahwa sudah banyak korban pelet dari si supir angkot ini, dan saya sangat diizinkan untuk menyebarkan rekaman terapi ini ke khalayak ramai supaya orang lebih berhati-hati lg ketika keluar rumah, satu pesan beliau agar para wanita jangan mudah percaya pada lelaki yang baru dikenal di luaran sana...

Mengenal tentang sihir yang satu ini, adalah salah satu jenis sihir yang sangat berbahaya...

Pasalnya sihir jaran goyang adalah tingkatan sihir tertinggi yang melebihi ajian semar mesem di kalangan ilmu sihir jawa kuno... konon katanya dikarang oleh Ki Buyut Mangun Tapa (wallahu a'lam), jaran Goyang sudah dibuktikan kejahatannya oleh para hamba hawa nafsu ..

Sihir-sihir semacam ini sangat perlu diwaspadai...

Terutama bagi saudari-saudari kita yg belum menikah, karena bisa jadi dengan sihir ini mereka dapat kehilangan masa depannya karena MENYERAHKAN KEPERAWANANNYA TANPA SADAR...!!! wal'iyaadzubillaah..

Diantara tanda-tanda orang yg terkena sihir jenis ini:
1.Rasa panas di daerah vagina dan sekitarnya

2.Selalu terbayang wajah seseorang di hadapannya sambil memanggil-manggil namanya dengan penuh kerinduan

3.Hilang kesadaran dan keinginan kuat yang memaksanya berjalan ke tempat penyihir itu berada. Kapan pun dan dimana pun !

4.Tidak tenang hidupnya, selalu gelisah, tidak bisa tidur kecuali dengan air yang keluar dari penyihir tsb (maksudnya adalah air mani) Na'udzubillah..

5.Ketika pulang ke rumahnya, ia merasa seakan hanya mimpi belaka tanpa sadar dengan apa yang telah dilakukannya

Bagaimana sihir ini dilakukan ???

Ada beberapa versi

Yang pertama adalah versi jawa, salah satu contohnya adalah ajian jaran goyang.. sihir ini menggunakan lelaku/tetirah tertentu untuk melancarkan sihirnya (mohon maaf tidak bisa saya sebutkan di sini)...

Setelah ritual selesai, si penyihir membayangkan objek yang akan disihirnya.. maka akan didapati orang yang dia targetkan seperti orang gila yang tergila-gila mendatanginya dengan penuh kerinduan..

Kedua versi dukun putih..
Dalam melaksanakan ritual sihir ini, dukun biasa memakai kain berwarna biru yang belum dipakai sama sekali, lalu menuliskan mantra2 di atasnya serta menuliskan tholasim (berisi wafaq, huruf abajadun, huruf muqotho'ah, dsb)...

Kemudian dia mengundang para dedengkot jin agar memberinya pesuruh-pesuruh dari kalangan mereka, lalu ia menyebutkan nama gadis yg dimaksud (bisa pula memakai foto; maka berhati-hatilah bagi para gadis yg hobi memejeng foto..!!!) Agar gadis tsb hadir di tempat yg telah ditentukan...

Kemudian dukun itu membakar kain warna biru tsb di atas api yg tidak trlalu besar...

Ketika pembakaran telah sempurna, gadis malang yg ia sihir telah hadir di hadapannya dalam keadaan tidak sadar, lalu dukun/orang yg menyihir bisa bebas melakukan apa yg ia mau terhadap gadis itu...na'dzubillaah...

Pengakuan tukang sihir yg telah bertaubat:

"Kami membacakan 'azimah yg berbunyi:

وألقوا في فرجها نارا لا يطفئها إلا الماء النازل من ذكر فلان

Datangkanlah api di kemaluannya yg tidak padam kecuali dgn air yg turun dari kemaluannya si fulan (lalu menyebutkan nama laki2 yg dimaksud)...

Sungguh BIADAB ulah para dukun !!!

Bagaimana CARA PENGOBATANNYA ???

Sihir ini adalah jenis sihir yg terbatas oleh waktu, sehingga si korban akan tersadar di waktu yang telah ditentukan dan penyihir tsb butuh utk mengulangi ajian/ mantranya guna menghadirkan kembali sihir-sihir mereka !!

Langkah-langkah pengobatan:
1.Selalu membaca ayat kursi dengan penuh kerendahan diri dan keyakinan di hadapan Allah, terkhusus di saat ia merasakan gejala sihir jenis ini.

2.Baca selalu dzikir dan do'a-do'a ma'tsurat pagi dan petang, TERUTAMA DZIKIR PETANG, karena sihir ini tidak dilakukan kecuali di waktu malam !

3.Harus selalu suci/dalam keadaan wudhu' terutama di malam hari

4.Apabila sudah keterlaluan gejalanya, maka baca slalu ayat-ayat penghancur sihir:
Bacalah:

فلما ألققوا قال موسى ما جئتم به السحر إن الله سيبطله إن الله لا يصلح عمل المفسدين

"Falamma alqow qoola Musa maa ji'tum bihis-Sihr innallaaha sayubthiluh innallaaha laa yushlihu 'amalal musfsidiin"

Baca ayat dari surat Yunus ini di atas bejana sudah berisi air yg suci, minum tiga kali sehari dan sisanya utk mandi di tempat yg suci...

Mengapa Yang Mereka Incar Adalah Perempuan Baik-Baik ???

Biasanya untuk peningkatan derajat ilmu sihir mereka harus mencari banyak mangsa muslimah terhormat untuk mereka nodai, tak peduli wanita itu sudah punya suami atau masih perawan...

inilah kekejian tentara Iblis laknatullah...

PESAN PENTING DARI PENULIS PRIBADI :
-Hendaknya para akhawat keluar rumah harus disertai mahram, apalagi jika bepergian jauh.
-Tidak usah terlalu sering umbar kemesraan atau bahkan kegalauan di medsos karena itu bisa dijadikan target oleh oknum-oknum tersebut.
-Bagi para SUAMI/AYAH/KAKAK LAKI-LAKI jangan pernah malas-malasan mengantar para wanitamu sebelum engkau menyesal jika kejadian spt di atas sudah terjadi.
-Baca selalu doa perlindungan kapan pun dan dimana pun.
-Jangan mudah terpikat oleh pesona laki-laki yg biasa keliar lewat bibirnya.
-Jangan mudah percaya pada janji-janji palsu mereka.

Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita dari segala kejahatan makhluk-Nya...
Aamiiin..

Muhibbukum fillah
Abu Musyaffa Muhammad Faizar

SYAFA’AT BERMANFAAT BAGI PENGHUNI NERAKA YANG BERIMAN



Oleh
Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin

Seluruh Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah bersepakat bahwa penghuni Neraka yang memiliki keimanan dalam hatinya, meskipun hanya seberat butir atom, akan keluar dari Neraka. Baik dengan syafa’at para nabi, malaikat atau orang mukmin, maupun dengan rahmat Allah Azza wa Jalla.

Tetapi orang-orang Khawarij dan Mu’tazilah serta pengikut-pengikutnya, mereka tidak meyakini kesepakatan Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang dipimpin oleh Nabi dan para sahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Khawarij dan Mu’tazilah memang termasuk golongan ahli bid’ah, golongan sempalan yang selalu mengacaukan kesatuan umat Islam, baik dengan pemahaman atau dengan tindakannya.

Dasar kesepakatan Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah ini adalah riwayat-riwayat mutawatir tentang akan keluarnya penghuni Neraka yang beriman karena kemaksiatannya.

Imam Ibnu Abi al Izz al Hanafi, setelah memaparkan riwayat shahih pertama yang diriwayatkan Imam Ahmad tentang kisah syafa’atul ‘uzhma, juga oleh Imam Bukhari dan Muslim dengan riwayat senada, mengatakan :
“Amat mengherankan pemaparan para imam terhadap hadits ini melalui kebanyakan jalan periwayatannya. Mereka tidak menyebutkan persoalan syafa’atul ula (syafa’at ‘uzhma) di padang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala datang untuk membuat keputusan pengadilan terhadap manusia. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam hadits “peniupan sangkakala”. Padahal itulah maksud dari posisi riwayat ini di sini, dan itulah pula yang menjadi tuntutan maksud dari alur pertama hadits ini. (Yaitu) sesungguhnya manusia berdatangan meminta syafa’at kepada Nabi Adam dan nabi-nabi sesudahnya, dengan tujuan agar Allah segera memberi keputusan hukum kepada manusia, hingga mereka kemudian dapat beristirahat dari keadaan tak menentu pada hari Kiamat. Sebagaimana ditunjukkan oleh konteks hadits-hadits ini dalam semua jalan periwayatannya. Tetapi setelah para imam hadits itu sampai pada penyebutan tentang jazaa’ (balasan yang mesti diterima oleh setiap insan), mereka justeru menyebutkan tentang syafa’at bagi orang-orang maksiat, serta dikeluarkannya mereka dari Neraka.

Maksud para salaf ketika menyingkat hadits sampai batas ini adalah, untuk membantah kaum Khawarij serta orang-orang yang mengikuti faham Khawarij dari kalangan Mu’tazilah. Yaitu orang-orang yang mengingkari keluarnya seseorang dari Neraka setelah ia masuk ke dalamnya. Untuk itu, para salaf menyebutkan hadits hanya sebatas ini, yang di dalamnya terdapat nash tegas yang membantah kaum Khawarij dan Mu’tazilah tersebut.[1]

Sementara itu Imam Nawawi di dalam Syarah Shahih Muslim menukil perkataan al Qadhi ‘Iyadh, yang diantaranya sebagai berikut : “…Sesungguhnya, telah datang atsar-atsar yang secara keseluruhan mencapai batas mutawatir tentang adanya syafa’at di akhirat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Ulama terdahulu maupun kemudian, serta ulama sesudahnya dari kalangan Ahlu Sunnah telah bersepakat akan adanya syafa’at ini. Akan tetapi kaum Khawarij dan sebagian Mu’tazilah mengingkarinya. Mereka menggantungkan (pengingkaran ini) pada madzhab mereka, bahwa orang-orang berdosa akan kekal di Neraka. Mereka berhujjah dengan firman Allah Ta’ala :

فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ

“Maka tidaklah akan bermanfaat bagi mereka syafa’at dari para pemberi syafa’at”. [al Muddatstsir:48].

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلاَشَفِيعٍ يُطَاعُ

“Orang-orang yang zhalim tidak memiliki teman setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya”. [Ghafir : 18].

Padahal ayat-ayat ini berkaitan dengan orang kafir. Adapun takwil-takwil mereka (kaum Khawarij dan Mu’tazilah) bahwa yang dimaksudkan dengan syafa’at ialah yang berkenaan dengan peningkatan derajat (ahli surga), merupakan takwil batil. Sebab hadits-hadits dalam Kitab tersebut juga pada kitab-kitab lain jelas-jelas menunjukkan batalnya madzhab mereka, dan jelas-jelas menunjukkan akan dikeluarkannya orang (mukmin) yang berhak masuk Neraka (dari Neraka)…”[2]

Imam Bukhari dalam Kitab at Tafsir, Kitab ar Riqaq, Kitab at Tauhid dan lain-lain, banyak mengangkat hadits-hadits tentang akan keluarnya orang mu’min dari Neraka bila memasukinya, dalam banyak bab, dari banyak sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu juga Imam Muslim dalam Kitab al Iman, serta imam-imam lainnya, seperti Imam Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Sementara al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fathul Bari membawakan riwayat dari Ubaid bin Umair, yang artinya:

Ada seseorang yang bernama Harun Abu Musa, ia tertuduh memiliki pemikiran Khawarij, bertanya kepada Ubaid bin Umair : “Wahai Abu Ashim (kun-yah Ubaid bin Umair), hadits bernilai apa yang engkau bawakan itu?”

Ubaid binUmair menjawab,”Menyingkirlah engkau dariku. Kalaulah aku tidak mendengar dari 30 (tiga puluh) orang sahabat Nabi Muhammad n tentang itu, tentu aku tidak akan meriwayatkannya.” [3]

Para sahabat Nabi yang membawakan hadits-hadits itu di antaranya ialah Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah, Abu Hurairah, Abu Sa’id al Khudri, Abu Dzar, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abi al Jad’a, dan lain-lain. Dan berikut ini adalah beberapa contohnya.

Pertama : Hadits tentang keluarnya penghuni Neraka dengan syafa’at.
Dibawakan oleh Hammad bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya kepada Amr bin Dinar:

أَسَمِعْتَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم : (أَنَّ اللهَ يُخْرِجُ قَوْمًا مِنَ النَّارِ بِالشَّفَاعَةِ ؟) . قَالَ : نَعَمْ.

“Apakah engkau mendengar Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu membawakan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: (Sesungguhnya Allah mengeluarkan sekelompok orang dari Neraka dengan syafa’at)?”
Amr bin Dinar menjawab,”Ya.” [HR Imam Bukhari dan Muslim] [4].

Juga hadits yang dibawakan dari Anas bin Malik tentang kisah singkat datangnya segenap manusia kepada Adam dan nabi-nabi sesudahnya untuk meminta syafa’at pada hari Kiamat. Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di bagian akhir hadits ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَيَأْتُوْنِى فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي ، فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ لَهُ سَاجِدًا، فَيَدَعُـِني مَا شَاءَ اللهُ. ثُمَّ يُقَالُ لِي : اِرْفَعْ رَأْسَكَ ، وَسَلْ تُعْطَهْ ، وَقُلْ يُسْمَعْ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيْدٍ يُعَـلِّمُنِي، ثُمَّ أَشْفَع فَيَحُدُّ لِي حَدًًّا ، ثُمَّ أُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ وَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ . ثُمَّ أَعُوْدُ فَأَقَعُ سَاجِدًا مِثْلَهُ فِى الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ، حَتَّى مَا يَبْقَى فِى النَّارِ إِلاَّ مَنْ حَبِسَهُ الْقُرْآنُ. وَكَانَ قَتَادَةُ يَقُوْلُ عِنْدَ هَذَا: أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُوْدُ. (أخرجه البخاري ومسلم فى صحيحيهما)

“Maka mereka datang kepadaku. Akupun meminta izin kepada Rabb-ku. Ketika aku melihat Rabb-ku, maka aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya. Allah membiarkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya. Kemudian dikatakan kepadaku (oleh Allah) : “Angkat kepalamu! Mintalah, niscaya engkau akan diberi! Katakanlah, niscaya perkataanmu akan didengar! Berilah syafa’at, sesungguhnya engkau diberi wewenang memberi syafa’at”.
Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam surga. Kemudian aku kembali lagi kepada Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama.(Demikian pula) pada yang ketiga atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang pasti kekal di dalamnya”. [HR Bukhari dan Muslim] [5].

Demikian pula hadits yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, melalui jalan Abu Maslamah, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُهَا، فَإِنَّهُمْ لاَ يَمُوْتُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَحْيَوْنَ. وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوْبِهِمْ – أَوْ قَالَ : بِخَطَايَاهُمْ- فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً، حَتَّى إِذَا كَانُوْا فَحْمًا، أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ. فَجِيْءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ- ضَبَائِرَ، فَبُثُّوْا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ، ثُمَّ قِيْلَ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيْضُوْا عَلَيْهِمْ. فَيَنْبُتُوْنَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُوْنُ فِى حَمِيْلِ السَّيْلِ”.
فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ : كَأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَدْ كَانَ بِالْبَادِيَةِ. –أخرجه مسلم فى صحيحه، وابن ماجة.

“Adapun ahli Neraka yang menjadi penghuni kekalnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak hidup. Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh siksa Neraka karena dosa-dosanya –atau Rasul bersabda, karena kesalahan-kesalahannya- maka Allah akan mematikan mereka dengan suatu kematian. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, Nabi diizinkan untuk memberikan syafa’at (kepada mereka). Lalu mereka di datangkan berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, lalu dimasukkan ke sungai-sungai di surga. Selanjutnya dikatakan (oleh Allah): “Wahai penghuni surga, kucurkanlah air kehidupan kepada mereka”. Maka tumbuhlah mereka laksana tumbuhnya benih-benih tetumbuhan di larutan lumpur yang dihempaskan arus air. Seseorang di antara sahabat berkata: “Seakan-akan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di padang gembalaan di suatu perkampungan”. [HR.Muslim dan Ibnu Majah] [6].

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan, yang dimaksud dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya): “Adapun ahli Neraka yang mereka merupakan penghuni kekalnya, maka mereka tidak hidup dan tidak mati”

Maksudnya, orang-orang kafir yang merupakan penghuni Neraka dan layak untuk kekal di dalamnya, maka mereka tidak mati, dan tidak pula bisa merasakan hidup yang bermanfaat dan enak. Sebagaimana telah Allah firmankan:

لاَيُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلاَيُخَفَّفُ عَنْهُم مِّنْ عَذَابِهَا

“Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati, dan tidak pula diringankan dari mereka adzabnya”. [Faathir : 36]

Juga sebagaimana telah Allah firmankan:

ثُمَّ لاَيَمُوتُ فِيهَا وَلاَيَحْيَى

“Kemudian dia tidak mati di dalam Neraka dan tidak pula hidup”. [al A’la : 13].

Demikian ini benar-benar akan terjadi menurut madzhab Ahlul Haq (pengikut kebenaran). Yaitu, kenikmatan penghuni surga akan terus selama-lamanya. Sedangkan siksaan bagi orang-orang yang kekal di Neraka juga akan selama-lamanya.

Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) : “Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh siksa api Neraka sebab dosanya, … dst.”, maka maksudnya ialah, bahwa orang-orang yang berdosa dari kalangan kaum Mu’minin, kelak akan dimatikan oleh Allah sesudah mereka disiksa (di dalam Neraka) selama jangka waktu yang dikehendaki Allah Ta’ala. Kematian yang ditimpakan oleh Allah terhadap mereka ini adalah, dalam arti sebenarnya, hingga dengan kematian itu, lenyaplah rasa sakit.

Jadi siksa terhadap mereka sesuai dengan kadar dosa mereka. Kemudian Allah matikan mereka, dan untuk sementara waktu (dalam keadaan mati) sesuai dengan takdir Allah, mereka tetap tersekap di dalam Neraka tanpa merasakan apa-apa.

Selanjutnya, dalam keadaan mati, mereka yang telah menjadi arang dikeluarkan dari Neraka. Kemudian dibawa dalam kelompok-kelompok yang terpisah-pisah sebagaimana layaknya barang. Setelah itu mereka dimasukkan ke dalam sungai-sungai di surga, lalu disiram dengan air kehidupan. Maka hidup dan tumbuhlah mereka laksana tumbuhnya benih tetumbuhan yang tumbuh di lumpur-lumpur yang terbawa arus air, demikian cepat dan lemahnya. Tumbuhnya (manusia) itu, awalnya muncul kekuningan dan lentur karena lemahnya. Makin lama makin kuat, lalu mereka kembali seperti sediakala, dan makin sempurna keadaannya.[7]

Hadits yang lainnya, ialah hadits yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, melalui jalan riwayat lain, yaitu dari ‘Atha’ bin Yasar, tentang suatu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang panjang. Bahkan di dalamnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa kaum Mu’mininpun diberi wewenang untuk memberi syafa’at. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya bersabda:

فَوَالَّذِى نَفْسِي بِيَدِهِ! مَا مِنْ أَحَدٍ مِنْكُمْ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً للهِ فِى اسْتِضَاءَةِ الْحَقِّ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ للهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لإِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ فِى النَّارِ. يَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا! كَانُوْا يَصُوْمُوْنَ مَعَنَا وَيُصَلُّوْنَ وَيَحُجُّوْنَ. فَيُقَالُ لَهُمْ : أَخْرِجُوْا مَنْ عَرَفْتُمْ. فَتُحَـرَّمُ صُـوَرُهُمْ عَـلَى النَّارِ. فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا قَدْ أَخَذَتِ النَّاُر إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا! مَا بَقِيَ فِيْهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ. فَيَقُوْلُ : اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِيْنَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا! لَمْ نَذَرْ فِيْهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ. ثُمَّ يَقُوْلُ : اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِيْنَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا! لَمْ نَذَرْ فِيْهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا. ثُمَّ يَقُوْلُ : اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا!ْ لَمْ نَذَرْ فِيْهَا خَيْرًا.
وَكَانَ أَبُوْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ يَقُوْلُ: إِنْ لَمْ تُصَدِّقُوْنِي بِهَذَا الْحَدِيْثِ فَاقْرَأُوْا إِنْ شِئْتُمْ : (إَنَّ اللهَ لاَيَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا) من سورة النساء : 40 – الحديث.- رواه البخاري ومسلم-.

“Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun diantara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum Mu’minin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka. Mereka berkata : “Wahai Rabb kami, mereka dahulu berpuasa, shalat dan berhaji bersama-sama kami”.

Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka : “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik merekapun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-orang Mu’min ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan betis dan lututnya. Kemudian orang-orang Mu’min ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!” Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka. Kemudian mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi seorangpun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang. Selanjutnya mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada seorangpun yang Engkau perintahkan, kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang. Kemudian mereka berkata : “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami menyisakan di dalamnya seorangpun yang mempunyai kebaikan”.

Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadits ini, maka jika kalian suka, bacalah firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi seseorang meskipun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar”. (an Nisaa’ : 40) … al Hadits”. [HR. Bukhari dan Muslim] [8].

Hadits lainnya lagi ialah, hadits Abdullah bin Abi al Jad’a Radhiyallahu ‘anhu. Beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَكْثَرُ مِنْ بَنِي تَمِيْمٍ. قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! سِوَاكَ ؟ قَالَ : سِوَايَ .
قُلْتُ (اَلْقَائِلُ هُوَ عَبْدُ اللهِ بْنُ شَقِيْق) : أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ : أَنَا سَمِعْتُهُ. ( حديث صحيح رواه الترمذي وابن ماجة).

“Niscaya akan (ada sekelompok manusia) yang masuk Surga dalam jumlah lebih banyak dari Bani Tamim dengan syafa’at seseorang di antara umatku”. Para sahabat bertanya : “Selain engkau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”Ya, selainku.”
Aku (maksudnya, perawi hadits yaitu, Abdullah bin Syaqiq) bertanya : “Apakah engkau mendengarnya langsung dari Rasulullah?” Abdullah bin Abi al Jad’a menjawab : “Saya mendengarnya langsung”. [Hadits shahih riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah] [9].

Juga dari ‘Imran bin Hushain, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ (وَفِى لَفْظٍ : بِشَفَاعَتِي)، فَيَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ، وَيُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّيْنَ. (حديث صحيح –رواه أبو داود وابن ماجة)

“Akan keluar sekelompok orang dari Neraka karena syafa’at Muhammad n (dalam suatu lafazh yang lain : “Karena syafa’atku”). Lalu mereka masuk ke dalam Surga. Mereka dinamakan Jahannamiyyun”. [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah]

Dan masih banyak lagi hadits shahih lainnya yang dibawakan oleh para imam ahli hadits dari banyak sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua : Hadits tentang keluarnya penghuni Neraka yang mu’min dengan rahmat Allah Azza wa Jalla, bukan dengan syafa’at. Hadits-hadits tentang inipun sangat banyak, di antaranya :

Hadits Abu Sa’id al Khudri yang merupakan lanjutan dari yang telah dikemukakan di atas, yaitu sabda Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikutnya :

فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : شَفَعَتِ الْمَلآئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّوْنَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُوْنَ، وَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوْا خَيْرًا قَطُّ

“Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman : “Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi juga sudah memberikan syafa’at, dan kaum Mu’mininpun sudah memberikan syafa’at. Maka tidak ada lagi yang lain, kecuali Allah -Arhamur Rahimin. Maka Allah mengambil sekelompok orang dengan satu genggamanNya dari Neraka. Lalu Dia mengeluarkan dari Neraka sekelompok orang yang tidak pernah berbuat kebaikan sama sekali”. [HR Bukhari dan Muslim] [11].

Demikian pula riwayat yang dibawakan oleh Abdullah (bin Mas’ud) Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda :

إِنِّي لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوْجًا مِنْهَا، وَ آخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُوْلاً. رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا، فَيَقُوْلُ اللهُ : اِذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُوْلُ: اِذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُوْلُ: اِذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشْرَةَ أَمْثَالِهَا –أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشْرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا- . فَيَقُوْلُ: تَسْخَرُ مِنِّي، أَوْ تَضْحَكُ مِنِّي وَأَنْتَ الْمَلِكُ ؟. فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. وَكَانَ يُقَالُ : ذَلِكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْـزِلَةً.

“Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui penghuni Neraka yang paling akhir keluarnya dari Neraka, dan penghuni Surga yang paling akhir masuknya ke dalam Surga. Yaitu seseorang yang keluar dari Neraka dengan merangkak pada pantatnya. Maka Allah berfirman kepada orang ini: “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga!” Orang itupun mendatangi Surga, tetapi terkhayalkan olehnya bahwa Surga sudah penuh. Maka iapun kembali kepada Allah seraya berkata: “Wahai Rabb-ku, aku dapati Surga sudah penuh”. Maka Allah berfirman lagi kepadanya: “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga!” Orang itupun datang lagi ke Surga. Namun kembali terkhayalkan olehnya bahwa Surga telah penuh. Iapun kembali kepada Allah seraya berkata : “Wahai Rabb-ku, aku dapati Surga sudah penuh”. Maka Allah berfirman lagi: “Pergilah dan masuklah ke dalam Surga. Sebab engkau akan memiliki tempat yang seluas dunia dan sepuluh kali lipatnya –atau Allah berfirman: Engkau akan memiliki tempat yang luasnya sepuluh kali lipat dunia-“. Orang itu berkata : (Ya Allah), apakah Engkau sedang menghina aku? Atau Engkau sedang menertawakan aku, padahal Engkau adalah Raja?”
Sungguh aku (maksudnya: Abdullah bin Mas’ud) melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga terlihat gigi-gigi geraham beliau. Dan orang itulah yang dikatakan sebagai: “Dialah penghuni Surga yang paling rendah tempatnya”. [HR Bukhari] [12].

Riwayat senada juga dibawakan oleh Abu Hurairah dan Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim [13]. Dan masih banyak hadits-hadits senada lainnya.

Kesimpulannya : Berdasarkan riwayat-riwayat di atas dan riwayat-riwayat lain yang jumlahnya mencapai derajat mutawatir, serta keterangan para ulama, maka setiap penghuni Neraka yang memiliki keimanan, meskipun hanya seberat biji sawi, ia tidak akan kekal di Neraka. Ia suatu saat pasti akan keluar dari Neraka dan masuk ke dalam Surga. Baik dengan syafa’at para pemberi syafa’at –termasuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salalm – maupun langsung dengan rahmat Allah, tanpa melalui syafa’at seorangpun. Inilah keyakinan seluruh Ahlu Sunnah wal Jama’ah dari dulu hingga kapanpun. Hanya orang-orang Khawarij dan Mu’tazilah, serta orang-orang yang sefaham dengan mereka saja yang berkeyakinan beda. Yakni mengingkari keluarnya seorang mu’min dari Neraka setelah ia masuk ke dalam Neraka karena dosanya.

Mengapa demikian? Para ulama banyak yang memberi keterangan, di antaranya Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan. Beliau dan ulama lain menjelaskan : Orang-orang Khawarij memvonis hukum kafir di dunia kepada pelaku dosa besar, sedangkan Mu’tazilah menyatakan keluar dari iman namun tidak menjadi kafir di dunia. Mu’tazilah mengistilahkannya: fasik. Namun pengertian fasik menurut Mu’tazilah, berbeda dengan pengertian fasik menurut Ahlu Sunnah. Menurut Ahlu Sunnah, fasik tidak berari keluar dari iman. Tetapi berkurang keimanannya karena dosa besar yang dilakukannya.

Meskipun Khawarij dan Mu’tazilah berbeda pendapat dalam menetapkan hukum bagi pelaku dosa besar di dunia, namun keduanya menghukumi sama di akhirat, yaitu kekal di Neraka [14].
Wallahu a’lam.

Maraji’:
1. Fathul Bari Syarh Shahih al Bukhari, tash-hih Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, Jami’atul Imam Muhammad bin Sa’ud al Islamiyah Riyadh, tanpa tahun.
2. Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’munSyiha, Dar al Ma’rifah, Beirut, Cet. III, 1417H/1996M.
3. Shahih Sunan Abi Dawud, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Maktabah al Ma’arif, Riyadh, Cet. II, pada penerbitan yang baru, 1421H/2000M.
4. Shahih Sunan at Tirmidzi, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Maktabah al Ma’arif, Riyadh.
5. Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Maktabah al Ma’arif, Riyadh, Cet. I, pada penerbitan yang baru, 1417H/1997M.
6. Syarh al Aqidah ath Thahawiyah, Imam Ibnu Abi al Izz al Hanafi, tahqiq Jama’ah min al Ulama, takhrij Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, al Maktabah al Islami, Cet. IX, 1408H/1988M.
7. Syarh al Aqidah al Wasithiyah, Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan, Maktabah al Ma’arif, Riyadh, Cet. VI, 1413H/1993M.
8. An Nihayah fi Gharib al Hadits wa al Atsar, Ibnu al Atsir.

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun IX/1426H/2005M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Alamat Jl. Solo-Puwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183, Telp. 0271-761016]
___
Footnote
[1]. Lihat Syarh al Aqidah ath Thahawiyah, Imam Ibnu Abi al Izz al Hanafi, tahqiq Jama’ah min al Ulama dan takhrij Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, al Maktab al Islami, Cet. IX-1408 H/1988M, hml. 231.
[2]. Lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, Kitab al Iman, Bab Itsbat asy Syafa’ah wa Ikhraj al Muwahhidin min an Naar (III/35), tahqiq Khalil Ma’mun Syiha, Daar al Ma’rifah, Beirut, Libanon, Cet. III, 1417H/1996H.
[3]. Lihat Fathul Bari Syarh Shahih al Bukhari (XI/425-426).
[4]. Hadits ini dikeluarkan oleh ImamBukhari dalam Kitab ar Riqaq, Bab Shifatil Jannah wan Naar, no. 6558; Fathul Bari (XI/416) dan Muslim, Kitab al Iman, Bab Adna Ahlil Jannah Manzilatan Fiha (III/49); hadits no. 470, Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha. Lafadz hadits di atas adalah lafadz Imam Muslim.
[5]. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab ar Riqaq, no. 6565, Fathul Bari (XI/417). Juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Kitab al Iman, Bab Hadits asy Syafa’ah (III/54-55), Syarah Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha.
[6]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya. Lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/37), hadits no. 458, dan oleh Ibnu Majah. Lihat Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani t (III/402), hadits no. 3497 Kitab az Zuhd, Bab Dzikru asy Syafa’ah, Maktabah al Ma’arif, Riyadh. Cet. I, dari penerbitan baru, 1417H/1997M.
[7]. Lihat Syarah Imam Nawawi (III/37-38), syarah hadits no. 458, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha
[8]. Lihat Fathul Bari (XIII/421), hadits no. 7439, Kitab at Tauhid, Bab 24, dengan lafadz berbeda. Dan lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/32), hadits no. 453. Lafadz hadits di atas adalah lafadz Imam Muslim.
[9]. Lihat Shahih Sunan at Tirmidzi, Maktabah al Ma’arif, (II/582), Kitab Shifat al Qiyamah, Bab 11, Min Maa Jaa’a fi asy Syafa’ah, hadits no. 2438; Shahih Sunan Ibnu Majah, Cet. I, dalam penerbitan yang baru, 1417H/1997M (III/405), Kitab az Zuhd, Bab Dzikri asy Syafa’ah, hadits no. 3502.
[10]. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani t , Penerbit Maktabah al Ma’arif, Riyadh, Cet. II, pada penerbitan yang baru, 1421H/2000M (III/160), Kitab as Sunnah, Bab fii asy Syafa’ah, hadits no. 4740. Begitu pula Shahih Sunan Ibnu Majah, Cet. I, pada penerbitan yang baru 1417 H/1997 M (III/405), Kitab az Zuhd, Bab Dzikri asy Syafa’ah, hadits no. 3501.
[11]. Lihat Fathul Bari (XIII/421), hadits no. 7439, Kitab at Tauhid, Bab 24, dengan lafadz berbeda. Juga lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/32), hadits no. 453. Lafadz hadits di atas adalah lafadz Imam Muslim.
[12]. Lihat Fathul Bari (XI/418-419), hadits no. 6571, Kitab ar Riqaq, Bab Shifatil Jannah wan Nar.
[13]. Lihat Fathul Bari (XIII/419-420), Kitab at Tauhid, Bab 24, hadits no. 7437, 7438 dan 7439; Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/21-27), Kitab al Iman, Bab Ma’rifah Thariq ar Ru’yah, hadits no. 450.
[14]. Diringkas secara bebas dari Kitab Syarh al Aqidah al Wasithiyah, Syaikh Shalih al Fauzan. Lihat halaman 178-183, di bawah sub judul Haqiqatul Iman wa Hukmu Murtakib al Kabirah.



"Hasyiim"



Dalam surat al-Kahfi, terdapat kata menarik yang dipilih al-Quran yaitu kata hasyiim (هَشِيمً). Kata ini menyimpan jalinan dengan nama kakek buyut (great-grandftaher) Nabi Muhammad, ‘Amr al-‘Ula putra Abdu Manaf sebagai pendiri Banu Haasyim. Jika kita telusuri nasab Nabi, ‘Amr adalah ayahnya Abdul Muthallib, kakek Nabi Muhammad SAW. ‘Amr al-‘Ula digelari oleh masyarakat Quraish dengan  nama Haasyim (هاشم) karena kepemurahannya dan jiwa sosialnya yang memukau. ‘Amr al-‘Ula dijuluki dengan Haasyim karena beliau menginisiasi kegiatan untuk menyediakan bubur untuk para jamaah haji di Mekkah. Beliau memiliki kemampuan untuk menghancurkan biji-bijian untuk beliau rubah menjadi bubur (al-tsarid). Karena itu kata haasyiim secara lughawi berarti hancur, pudar, membusuk-mengering, rusak, dan remuk (1).  Berkat kebiasannya menghancurkan biji-biji gandum dan yang semacamnya untuk dibuat bubur bagi mereka yang lapar beliau dikenal sebagai Haasyim, sang penghancur (the crusher).

Namun kebaikan Hasyim tidak saja bagi mereka yang berhaji, Haasyim juga menyediakan dan memberi makan untuk masyarakat Mekkah saat dilanda masa kelaparan. Karena itu, sebagian makna kata haasyim diduga berasal dari kata hasym yang berarti menjaga dari kelaparan. Karena jiwa dan tindakan mulyanya,  buyut Nabi ini dipanggil dengan gelaran Haasyim yang berarti orang yang memberi makan mereka yang kelaparan (the man who fed the starving/هشم الجياع‎‎) (2)

Yang menarik juga dari Haasyim adalah cerita eksotis dan berdarah-darah saat beliau dilahirkan kedunia. Abdu Manaf-ayahnya- memiliki lima orang anak; Abdu Syams, Barra, Muthallib, Hala, dan Haasyim. Dari anak cucu Abdu Syams muncul kelak menjadi dinasti Umayyah dan dari Hasyim kelak lahir dinasti ‘Abbasiyyah. Saat istri Abdu Manaf, ‘Atikah bint Murrah, melahirkan Haasyim, ia terlahir kembar dempet dengan Abdu Syams. Diceritakan kaki bayi Haasyim menempel dikepala Abdu Syams. Melihat keadaan ini, ayahnya mengambil pedang dan memisahkan keduanya dengan selamat. Namun sebagian para dukun dan pendeta Arab melihatnya, bahwa darah yang muncrat dari keduanya adalah simbol bahwa kelak keturunan mereka akan berkelahi hingga mengalirkan darah ketanah (3).

Bagaimana Al-Quran menggunakan kata hasyiim yang menarik ini ?. Kata ini terekam sebagai berikut:

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا

Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu(Qs. Al-Kahfi ayat 45).

Dalam ayat ini, hasyiim digambarkan sebagai akhir dari kehidupan dunia. Ayat indah ini diawali dengan kata wadhrib (وَاضْرِبْ) yang diartikan oleh banyak mufassir dengan makna jadikanlah (اجعل/ صير) atau tuturkanlah (اذكر) (4) Sebenarnya secara tekstual makna wadhrib adalah “dan pukullah”. Kata ini dipilih karena secara implisit ayat ini seperti ingin mengesankan makna bahwa perumpamaan yang dibuat Allah ini harus memberikan efek, harus memukul kesadaran dan batin sehingga membekas dalam diri. Bukankah seorang yang terpukul akan memar dan merasakan rasa sakit. Perumpumaan kehidupan dunia yang digambarkan al-Kahfi ini mestinya harus mememarkan batin dan terasa membekas dalam kesadaran pembaca al-Quran.

Allah secara indah menggambarkan kehidupan dunia seperti air hujan yang diturunkan dari langit (كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ). Imam al-Qurthubi menjelaskan kenapa kehidupan dunia ini laksana air. Air tidak pernah menetap di satu tempat, tidak juga menetap dalam satu keadaan, tidak pernah kekal dan selalu berubah, demikian juga dengan dunia. Siapapun yang masuk ke dalam air tidak akan dapat menghindar dari basahnya, demikian juga dengan dunia; siapa yang menceburkan diri ke dalamnya tidak akan lepas dari fitnah dan godaan-godaannya. Air juga apabila diambil sesuai keperluan, maka akan sangat bermanfaat dan dapat menumbuhkan. Namun jika melebihi keperluan dapat membahayakan dan membinasakan. Berkenaan dengan hal ini suatu saat Rasul pernah menjawab pertanyaan seorang laki-laki: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku menginginkan menjadi orang yang beruntung?” Rasulullah saw menjawab: “Tinggalkanlah keinginan berlebihan akan dunia. Ambillah dari padanya seperti mengambil air yang diam; mengambil sedikit mencukupi, mengambil banyak dapat mencelakai” (5)

Air hujan itu kemudian bercampur dengan tanah (فَاخْتَلَطَ بِهِ) dan kemudian dihisap oleh (akar) benih dan menumbuhkan kecambah (نَبَاتُ الْأَرْضِ), bakal pohon yang amat ringkih. Pelan-pelan kecambah tersebut menguat, menumbuhkan batang, dahan dan rantingnya. Daun-daunnya menghijau, bunganya merekah serta buah-buahnya bermunculan nan ranum.  Namun tak berselang lama, pohon yang hijau dan berbuah indah itu perlahan mengering, ditinggalkan air yang menghidupinya hingga pudar dan remuk (هَشِيمًا). Saat ia sudah menjadi reruntuhan remuk yang hancur berkeping-keping, anginpun mampu menerbangkan semaunya (َذْرُوهُ الرِّيَاحُ).

Allah memilih air (hujan) sebagai inti dari tamtsil kehidupan dunia ini. Air disepadankan dengan daya hidup. Seperti tanah dan benihnya yang berasal dari bumi, ia baru bisa tumbuh jika terbasahi oleh air dari langit. Manusia juga terbuat dari jasad yang berasal dari bumi, dan ia baru hidup saat Allah turunkan ‘ruh’ dari langit. Saat ruh itu bercampur dengan jasad di rahim seorang ibu, ia perlahan setelah 9 bulan akan keluar seperti kecambah yang membelah tanah, bayi mungil itu akan membelah jalan persalinan seperti kecambah yang ringkih. Bayi itu perlahan tumbuh, tulang dan ototnya menguat, tampan dan cantik parasnya, serta berbagai prestasi duniawi perlahan diraihnya.

Anehnya seperti kebanyakan orang yang lupa dan tidak ingat akan air yang mengalir pada sebatang pohon, karena hanya terkesima dengan bentuk luar dari pohon itu (daun, batang, bunga dan buah). Manusia sering hanya tertambat kepada badan dan kebutuhan fisik-materialnya. Ia melupakan ruh yang mengalir dalam dirinya dan merupakan hakikat dirinya. Ia tidak memperhatikannya dan lalai untuk merawat kebutuhan ruhaninya.

Ayat ini mengingatkan seperti pohon yang tidak berselang lama karena kemudian berubah menjadi hasyiim yang mengering dan hancur, manusia juga tidak akan lama mendiami bumi ini. Perlahan dan pasti ruhnya akan meninggalkannya dan kembali ke asalnya. Sementara jasadnya perlahan akan hancur, mengering dan remuk hingga anginpun mampu menerbangkannya. Bahkan jeda perubahan itu begitu singkat karena Allah melukiskan dengan kata ‘ashbaha’ (فَأَصْبَحَ,) yang seakan-akan ia hanya terjadi dalam hitungan waktu sehari saja.

Allah mengunci ujung ayat ini dengan kalimat menarik, “Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Kata maha kuasa di ujung ayat ini digambarkan secara unik, tidak dengan kata qadiir tapi muqtadiir (مُقْتَدِرًا). Qadiir adalah kata sifat yang menjelaskan bahwa Allah Maha Kuasa namun tidak selalu berarti bahwa Allah sedang menjalankannya saat ini. Adapun Muqtadir  menunjukkan makna bahwa Allah tidak saja Maha Kuasa tapi Allah sedang dan terus menjalankan kekuasaannya detik ini untuk mengatur dan menentukan kadar apapun saja termasuk berapa lama kita melakoni hidup dunia ini. Seperti air yang meninggalkan tanaman dan menguap ke langit, ruhmu tidak lama lagi juga akan dicabut dan diterbangkan kembali ke langit untuk dimintai pertanggung jawabannya.

End Notes
1. Lihat al-Mu’jam al-Wasith: Lisan al-Arab: al-Mu’jam al-‘Arabiyyah al-Mu’ashir
2. Lihat Ibn Kathir; Le Gassick, Trevor; Fareed, Muneer. The Life of the Prophet Muhammad: Al-Sira Al-Nabawiyya. p. 132. Razvi, Haafiz Mohammed Idrees (2009). Manifestations of the Moon Of Prophethood. Imam Mustafa Raza Research Centre Overport. p. 18
3. Lihat tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, Tafsir Ruh al-Ma’ani
4. Lihat Tafsir al-Qurthubi. . وقالت الحكماء: إنما شبّه تعالى الدنيا بالماء لأن الماء لا يستقر في موضع، كذلك الدنيا لا تبقى على واحد، ولأن الماء لا يستقيم على حالة واحدة كذلك الدنيا، ولأن الماء لا يبقى ويذهب كذلك الدنيا تفنى، ولأن الماء لا يقدر أحد أن يدخله ولا يبتلّ كذلك الدنيا لا يسلم أحد دخلها من فتنتها وآفتها، ولأن الماء إذا كان بقدرٍ كان نافعاً مُنْبِتًا، وإذا جاوز المقدار كان ضاراً مهلكاً، وكذلك الدنيا الكفافُ منها ينفع وفضولها يضرّ. وفي حديث النبيّ صلى الله عليه وسلم: قال له رجل: يا رسول الله، إني أريد أن أكون من الفائزين؛ قال: " ذَرِ الدنيا وخُذ منها كالماء الراكد فإن القليل منها يكفي والكثير منها يُطغي ".
5. Lihat Tafsir Ruhul Maani; Nabat diapaki diayat ini untuk menggambarkan tumbuhan yang baru muncul sebagi tunas. Kata nabat sendiri secara bahasa berarti  tumbuh. Kata nabat juga dirujukkan kepada seseorang yang mulai tumbuh rambut kemaluannya sebagai tanda bahwa ia sudah tumbuh dewasa (grown up).
6. Lihat Tafsir al-Sya’rawi

___
*Khodim MLC, Ustadz Mokhammad Yahya

Al Qur'an dan Pfc (prefrontal cortex)


@Perwitasari Mulyaningsih

Sebetulnya sudah sejak lama saya merenung dan berpikir tentang metode mengajarkan Al Qur'an yang sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat sehingga hasilnya mengagumkan. Al Qur'an bukan hanya dibaca dan di hafal tetapi juga menjadi pembentuk karakter.  Generasi terdahulu yang aqidah dan akhlaqnya adalah AlQur'an. 

Waktu saya masih menggeluti bidang pendidikan Islam, yang juga mengajarkan Al Qur'an. Saya memikirkan mengapa banyak anak yang tidak suka belajar AlQur'an? Mengapa anak-anam lebih suka belajar matematika, bahasa Inggris dll? Mengapa saat mereka sudah bisa membaca AlQur'an,  tidak membuat mereka suka membaca Al Qur'an.  Mengapa ketika hafalan mereka bertambah, tidak membuat sikap dan perilakunya menjadi lebih baik? Apa yang terlewat? Apa yang kurang dalam mengajarkan Al Qur'an?

Pertanyaan itu kembali menguat saat kemudian saya bekerja di lembaga konsultasi anak dan keluarga, banyak menangani anak2 yang hafal Al Qur'an berjuz-juz tapi mengalami kecanduan p*rn* bahkan ada yang kecanduan s*x.

Saya mencoba memikirkan apa yang menyebabkan masalah ini ?
AlQur'annya pastilah sudah bagus. Itu tidak usah kita ragukan lagi. Saya sangat yakin bahwa jika AlQur'an itu diajarkan pada anak tentu akan memberi kebaikan yang banyak.  Menghafal Al Quran juga bagus pastilah.  

Anaknya pun tidak masalah. Karena saya percaya  anak itu sesungguhnya fitrah /suci.  Kalau kita membimbing dan mengarahkan dengan benar, sesuai dengan fitrah anak, pastilah anak akan menjadi anak yang sholeh dan sholihat. Anak siapapun juga. Insya Allah.

Lalu saya belajar tentang neurosains. Saya kemudian menjadi tahu bahwa ternyata bagian otak yang mengatur gerak, emosi/perasaan,  ingatan termasuk hafalan dan yang membuat anak punya kemampuan membedakan yang benar dan salah itu berbeda letaknya namun bisa saling berhubungan. Dan bagian otak depan yang disebut prefrontal cortex, yang merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan hewan. Pfc ini lah direktur otak kita, yang mengatur bagaimana manusia berperilaku, mengontrol emosi, gerak dan kemampuan menimbang benar dan salah. Jadi untuk sampai  membentuk sikap dan perilaku haruslah dengan menstimulasi pfc ini.

Mulai saya menemukan, mengapa anak tidak cukup hanya membaca dan  menghafal Al Qur'an saja?
Karena hafalan hanya sebagian dari cara kerja otak kita. Tidak cukup menstimulasi hingga membuat pfc berfungsi. Harus ditambah dengan emosi/perasaan senang, ada gerak yang dilakukan untuk mengekspresikannya dan ada tafakur yaitu kemampuan berpikir yang mencerna dan memaknai hafalan/bacaan AlQur'an sehingga memang seluruh bagian otak terstimulasi dan dapat mencapai stimulasi pfc.  Dengan demikian AlQur'an dapat terrefleksi dalam sikap dan perilaku.

Bila kita mempelajari bagaimana Rasulullah mengajarkan AlQur'an, kita bisa memahami mengapa Rasulullah tidak melakukan drilling yang memaksa semua sahabat untuk menghafal AlQur'an..

Yang dilakukan adalah memberi kesadaran bahwa Al Qur'an adalah pedoman hidup nya. Bahwa Allah memberikan AlQur'an untuk mengarahkan/memberi petunjuk bagaimana seharusnya agar selamat hidup di dunia dan di akhirat nanti. 

 Anak2 pasti akan suka dan penuh rasa ingin tahu bila mereka paham bahwa AlQur'an adalah petunjuk. Buktinya mereka selalu antusias membaca petunjuk jalan atau lembaran peta petunjuk lokasi dan arah di suatu tempat.
AlQur'an adalah bentuk cinta dan kasih sayang Allah pada kita manusia, agar selamat di dunia dan akhirat. Kita bisa analogkan dengan petunjuk jalan dari pihak yang ingin menjaga keselamatan kita, tentu bila kita ikuti akan membuat kita aman dan nyaman.  Kalau di taman safari, tidak mengikuti petunjuk kan bisa-bisa kita dimangsa hewan buas. Naudzubillah min dzalik.

Ketika kesadaran itu sudah muncul maka membuat rasa ingin tahu mereka juga pasti muncul. Oo jadi apa petunjuknya?
Tentu ini akan membuat kita ingin membacanya kan?
Rasulullah menumbuhkan kesadaran para sahabat untuk memahami AlQur'an.

Cuma disini beda nya yang harus kita sadari.
Ketika para sahabat memahami AlQur'an, mereka belajar dengan mendengarkan dulu dari Rasulullah. Lalu Rasulullah meminta beberapa sahabat untuk menuliskan dan menghafal agar AlQur'an bisa terjaga nash nya . Bisa dibacakan pada sahabat dan generasi lain dengan teks yang benar.  Lalu setelah itu baru para sahabat membaca dan menghafal AlQur'an sebagai upaya agar lebih memahami AlQur'an sehingga bisa mereka amalkan..
Selain itu para sahabat langsung bisa memahami Al Qur'an karena mereka mengerti bahasa Arab sebagai bahasa AlQur'an. Kalaupun ada yang tidak mereka paham, mereka akan bertanya langsung pada Rasulullah.  Tujuan membaca dan menghafal Al Qur'an adalah agar mereka bisa lebih memahami, menjiwai isi kandungan Al Qur'an agar dapat di amalkan sehari-hari.

Nah sekarang pada anak2 kita apakah tahapan ini dimana kita membacakan dan membuat mereka tahu dan paham apa yang di bacakan padanya itu, sudah kita lakukan? Apakah kita mengajarkan bahwa membaca dan menghafalkan Al Qur'an agar bisa memahami dan kemudian bisa mengamalkannya . Sesuai dengan tujuan diturunkan nya Al Qur'an sebagai petunjuk /huda.

Kita melewati tahapan ini,  tapi langsung meminta mereka membaca dan menghafal AlQur'an.  Mereka anak yang patuh..mereka tahu itu yang akan menyenangkan hati orang tua dan gurunya. Mereka maksimalkan kemampuan sehingga di usia belia mereka sudah mampu membaca dan menghafal Al Qur'an dengan baik.

Tapi kalau mereka tidak dibimbing untuk mencintai AlQur'an sebagai petunjuk hidup, tidak memahami apa yang mereka baca dan mereka hafal.  Tidak dicontohkan bagaimana berperilaku sesuai Al Qur'an. Apakah akan terbentuk karaktek Qur'an dalam diri mereka? Apakah sikap dan perilaku mereka akan sesuai dengan Al Qur'an?
Mari kita renungkan bersama.

Berharap para pakar AlQur'an dan para pakar pendidikan, para ustadz-ustadzah , para orangtua dan juga para psikolog, para ahli neurosains dapat bersama-sama  memikirkan dan merumuskan bagaimana tahapan dan metode mengajarkan AlQur'an agar bisa membentuk karakter (sikap dan perilaku) yang sesuai dengan Al Qur'an, bukan sekedar bisa membaca dan punya hafalan yang banyak.  Tentu tidak lepas dari bagaimana Rasulullah mencontohkan pengajaran Al Qur'an yang dilakukan kepada para sahabat.  Yang sudah terbukti memang bersikap dan berperilaku sesuai Al Qur'an.

#sebuahrenungan

Waspada Selama Puasa Ramadhan



✍🏻Ustadz DR.Firanda Andirja, Lc MA hafidzohulloh.

Selamat melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan, semoga dimudahkan berpuasa yg berkualitas, penuh dengan lantunan al-Qur'an dan sholat malam serta sedekah.

Waspadalah dengan hal-hal yg mengurangi kualitas puasa anda sehingga berkurang pahalanya atau sirna. Karenanya :

1) Jauhi ghibah, karena ghibah akan menggugurkan pahala puasa anda, bahkan menurut segelintir ulama membatalkan puasa. Ghibah dijadikan lezat oleh syaitan, karenanya diantara perkara yg sangat menarik adalah menonton atau membaca berita ghibah.

2) Tundukan pandangan, agar pahala puasa anda tidak terkikis dengan aurot wanita yg terpajang di FB apalagi Youtube.

3) Waktu untuk ngenet jangan sampai lebih banyak daripada membaca al-Qur'an, sungguh ini adalah jebakan syaithan

4) Jauhi menghabiskan waktu dengan menonton sinetron yg isinya banyak memamerkan aurot wanita dan melalaikan dari akhirat. Demikian juga ngabisin waktu dengan main game dan semisalnya yg tdk bermanfaat.

5) Jauhi ngabuburit apalagi di jalanan sehingga pandangan tak bisa terjaga.

6) Kurangi ngobrol dengan makhluk, banyakan porsi untuk membaca perkataan Rabb mu.
Kebanyakan ngobrol dengan makhluk akan mengeraskan hati, adapun membaca firman Kholiq akan melembutkan dan membahagiakan hati. Jangan sampai anda menutup al-Qur'an karena bosan dengan firman Allah demi mendengar perkataan dan ngobrol dengan makhluk.

7) Perhatian terhadap dapur penting, tapi bukan yg terpenting, jangan sampai waktu terlalu banyak tersita untuk dapur sementara kehabisan waktu untuk ngaji al-Qur'an.

8) Semangat beribadah tatkala Ramadhan tapi hati-hati jangan sampai terjerumus dalam riya' dan ujub karena menulis ibadah di status BB, FB, atau WA.

Contoh (Alhamdulillah sudah khatam Qur'an 5 kali), atau (Sedang i'tikaf mohon jangan mengganggu), atau (Alhamdulillah sempat menyantuni anak yatim di bulan mulia ini), dll.

Meskipun menyiarkan ibadah tidaklah haram, tetapi menutup pintu-pintu riya' dan ujub lebih baik, kecuali untuk memotivasi.

9) I'tikaf adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan ajang untuk ngobrol ngalur ngidul. Jangan sampai warung kopi pindah ke dalam mesjid dengan dalih i'tikaf.

10) Menjelang lebaran, di 10 malam terakhir jangan lupa mengejar lailatul qodar, jangan sampai waktu mencarinya kebanyakannya di mall atau di jalanan.

Semoga Allah memudahkan kita semua mendapatkan ampunanNya di bulan yg mulia ini. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.
_

📱 Dipost Ustadz Firanda Andirja, MA -hafizhahullah-

JADWAL IBADAH RAMADHAN UNTUK WANITA HAID



Oleh:  Ust. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I.
(Pengasuh Ponpes Darul Faqih Pandanlandung Malang)

🌄 SETELAH TERBITNYA FAJAR 🌄

✅ Menjawab adzan untuk shalat Subuh

✅ Mengisi waktu antara adzan dan iqamat ini dengan berdoa dan membaca dzikir-dzikir di pagi hari

✅ Membangunkan anggota keluarga untuk menunaikan shalat Subuh

✅ Mengingatkan suami dan anak-anak untuk shalat Subuh berjamaah di masjid, dengan berangkat lebih awal sebelum iqamah. Orang yang memerintahkan kebaikan kepada orang lain, akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya.

🕌 KEGIATAN SETELAH UMAT ISLAM KELUAR DARI MASJID / MUSHOLLA 🕌

▶ Membantu suami berangkat ke tempat kerja dengan niat ibadah. Mengingatkan agar suaminya mencari rizki untuk keluarganya secara halal dan menyempatkan diri mengabdi kepada masyarakat

▶ Menyiapkan anak-anak berangkat ke sekolah dan menasehati mereka untuk mencari pahala sambil belajar demi masa depan dunia akhirat

▶ Menasehati seluruh anggota keluarga untuk mengingat Allah sepanjang hari

▶ Mengingatkan setiap anggota keluarga untuk menunaikan shalat Dhuha meskipun dua rakaat sebelum keluar rumah

▶ Tidur dan istirahat

▶ Menyibukkan dengan berbagai macam dzikir, sholawat dan istighfar sepanjang hari.


☀ KEGIATAN SETELAH DZUHUR ☀

⏩ Menjawab adzan untuk shalat Dzuhur dan memanfaatkan waktu diantara adzan dan iqamah untuk berdoa

⏩ Masuk dapur untuk mempersiapkan buka puasa bagi orang-orang yang berpuasa. Bagi orang yang melakukan pekerjaan mulia ini, terdapat pahala yang besar

⏩ Menghabiskan saat-saat yang dikerjakan di dapur dengan banyak berdzikir, bertasbih, beristighfar, mendengarkan bacaan Quran dan mendengarkan ceramah melalui radio atau televisi di sela-sela mempersiapkan hidangan buka puasa di dapur

⏩ Mengingatkan anak-anak untuk menunaikan shalat Dzuhur dan sunnah rawatibnya (jika belum mengerjakannha di sekolah)

⏩ Menasehati anak-anak untuk mengambil waktu sejenak beristirahat / tidur siang agar kuat melaksanakan ibadah puasa dan tidak mengantuk saat melaksanakan shalat tarawih dan tadarrus di malam harinya, serta mengajarkan kepada mereka akan pahala dari tidur mereka tersebut.


🌇 KEGIATAN SETELAH ASHAR 🌇

↗ Menjawab adzan shalat Ashar dan memanfaatkan waktu diantara adzan dan iqamah untuk berdoa

↗ Mengingatkan suami dan anak untuk shalat Ashar berjamaah, membaca Al-Qur'an atau mendengarkan pengajian / kultum jelang berbuka di masjid

↗ Sang ibu menasehatkan kepada anggota keluarga untuk membantunya di dapur dan mengingatkan mereka akan pahala menaati kedua orang tua serta usaha untuk mendapatkan ridha mereka dalam bentuk membantu orang-orang yang berpuasa

↗ Menghindari hidangan yang bersifat boros dan berlebih-lebihan.


🌅 KEGIATAN MENJELANG MAGHRIB 🌅

☑ Memperbanyak doa dan istighfar pada waktu ini, sambil mempersiapkan buka puasa

☑ Memperbanyak pahala dengan mengantarkan hidangan buka puasa untuk tetangga atau kerabat ( ater-ater ), serta untuk orang yang membutuhkan.
Hal inj bertujuan untuk menyenngkan hatu sesama muslim, mempererat hubungan antar tetangga, memberikan bantuan, serta memetik pahala yang besar berkat memberikan buka puasa bagi orang-orang yang berpuasa.


🌆 KEGIATAN SETELAH TERBENAMNYA MATAHARI 🌆

✳ Menasehati keluarga untuk berbuka puasa dengan kurma matang atau kurma muda dengan bilangan ganjil, atau dengan air. Serta mengajarkan mereka mencari pahala dengan mengikuti sunnah Nabi saw. dengan membaca doa berbuka

✳ Mengingatkan seluruh anggota keluarga agar shalat berjamah Maghrib di masjid

✳ Berkumpul bersama keluarga di meja makan untuk berbuka puasa dengan bersyukur kepada Allah swt. atas rahmat sempurnanya puasa hari itu

✳ Membaca dzikir-dzikir sore dan menasehatkan seluruh anggota keluarga untuk membiasakan diri dengan dzikir-dzikir tersebut. Doa dan dzikir sore dapat dilihat dalam kumpulan doa Wirdul Latif atau Ratibul Haddad

✳ Mengingatkan keluarga agar bersiap-siap melaksanakan shalat Isya' dan Tarawih di masjid. Mengingatkan putrinya, terlebih  yang sudah berusia remaja, untuk menjaga kehormatan sebagai muslimah, misalnya dengan berpakaian yang Islami dan tidak berparfum yang berlebihan.


🌃 KEGIATAN SETELAH SHALAT ISYA' 🌃

⏺ Menasehatkan suami dan anak-anak untuk tadarrus Al-Qur'an dan belajar

⏺ Menyelesaikan perkerjaan dapur dengan niat ibadah

⏺ Tidur dengan niat mencari pahala dan meniatkannya supaya dapat bangun malam.


🌌 KEGIATAN AKHIR PERTIGA MALAM 🌌

1⃣ Membangunkan anggota keluarga dan menyarankan agar mengerjakan shalat tahajud, memperpanjang sujud dan  ruku' dalam shalat tahajud dan supaya shalat berjamaah di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan

2⃣ Mencari pahala dengan menyiapkan makan sahur sambil memperbanyak dzikir, berdoa dan beristighfar

3⃣ Mengajak keluarga untuk sahur bersama-sama

4⃣ Duduk untuk berdoa dan istighfar sampai adzan Subuh.

Wallahu a'lam bis showab...                     
   
👆🏻👆🏻ust. faris Khoirul Anam adl mudaris aktif di masjid agung jami Kota Malang

DAHSYAT NYA DOA SEBELUM BERBUKA PUASA



Oleh : Ustadz Alwi bin Ali Alhabsyi

Ada suatu waktu yang mustajab untuk berdoa, dimana doa tersebut tidak akan ditolak oleh Allah SWT, yaitu berdoa saat "menjelang berbuka puasa" dan "menjelang makan sahur", namun sayang banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya.

Di Mekkah & Madinah, satu jam sebelum adzan maghrib orang-orang sudah menengadahkan tangan ke langit berdoa untuk kemudahan dari segala hajat, baik hajat dunia maupun akhirat, mereka berdoa dengan syahdu sepenuh keyakinan, sampai-sampai air mata mereka mengalir deras.

Ya, berdoa meminta kpd Allah Yang Maha Kaya.

Kesalahan yang dilakukan kaum muslimin kita di sini (Indonesia) yaitu dengan menyia-nyiakan waktu yang sangat mustajab ini dengan cara ngabuburit menjelang adzan maghrib!!! Kemudian berkumpul menghadapi hidangan berbuka dan mereka sudah merasa cukup dengan hanya membaca, "Allahuma lakasumtu... atau dzahaba zhoma'u...", padahal hanya mencakup maknanya berupa laporan dan ucapan syukur.

Setelah kita memahaminya, hendaknya minimal 10 ~ 15 menit sebelum adzan maghrib (sudah dalam keadaan berwudhu) kemudian berdoa meminta apa saja (adabnya dengan didahului puji-pujian kepada Allah dan bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, karena Allah SWT menggaransi bahwa do'a-do'a tersebut akan dikabulkan..." Allah sesuai prasangka hamba kepada-Nya".

Manfaatkanlah waktumu sobat, bukan hanya demi santapan atau berburu makanan saat jelang buka.

Berdo'alah untuk diri kita, keluarga kita, orangtua kita, sahabat kita, negeri kita.

Musuh-musuh Islam tahu betapa hebat ummat Muhammad SAW bila mereka berdo'a kepada Rabbnya disaat menjelang berbuka.

Karena itu, mereka buat tipu daya untuk melalaikannya dengan program-program TV dan media lainnya di waktu-waktu yang mustajab yaitu menjelang berbuka dan menjelang sahur (2/3 malam).

Sehingga ummat ini, mereka makan-minum, berpuasa, namun tak sempat untuk berdoa.

Semoga nasehat yang singkat ini bermanfaat bagi umat yang belum mengetahuinya.

أمـــــين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ